(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Kaltim Terus Wujudkan Pengembangan Industri Hilir

13 Agustus 2015 Admin Website Berita Daerah 4431
Kaltim Terus Wujudkan Pengembangan Industri Hilir

BALIKPAPAN. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur terus diupayakan  lepas dari ketergantungan terhadap salah satu komoditi, terutama yang berasal dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui yaitu migas dan batubara.

"Pemprov Kaltim terus mendorong pengembangan ekonomi yang bertumpu pada komoditas yang dapat diperbarui, yakni pengembangan pertanian dalam arti luas dengan memanfaatkan luasan lahan Kaltim termasuk pengembangan industri hilir,"  kata Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak pada Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia di Balikpapan, Selasa (11/8).

Dengan pengembangan industri hilir yang mulai dikembangkan terhadap perkebunan sawit dengan  produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) dilanjutkan dengan berbagai produk turunan lain tentunya akan berdampak terhadap peningkatan nilai tambah.

Awang mengatakan, seiring dengan hal itu Kaltim  telah membuka sejumlah kawasan yang diharapkan mampu mendorong terciptanya pengembangan industri hilir, yakni  Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta (KEK-MBTK) sebagai kawasan industri pengolahan produk turunan dari CPO dan batu bara.

Selain itu juga  membangun kawasan untuk memproses indsutri hilir dengan bahan baku gas dan kondensat di Kota Bontang  serta menyiapkan kawasan industri  hilir dari berbagai sumber daya alam  Kaltim yang berlokasi di Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan dan Kawasan Industri Buluminung  di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU).

"Semua ini kita lakukan untuk mendukung transformasi ekonomi Kaltim yang selama ini bertumpu pada SDA yang diekspor dalam bentuk bahan mentah, diubah menjadi pengembangan dengan bentuk barang jadi atau setengah jadi," tegas Awang Faroek.

Saat ini Kaltim membutuhkan pasokan energi listrik yang sangat  besar untuk menyokong pertumbuhan sejumlah kawasan industri yang dimaksud serta dukungan infrastruktur yang memadai.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan dukungannya terhadap upaya Kaltim membangun ekonomi yang mengandalkan industri hilir yang mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi sehingga mampu mendongkrak nilai tukar rupiah.

Menurut Agus, sumber daya alam di Kalimantan, khususnya di Kaltim bergitu besar sehingga akan berdampak signifikan terhadap pergerakan rupiah jika diekspor dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi.

"Apa yang dilakukan Katim, sudah sangat tepat, karena dengan mengekspor dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi tentunya akan menaikan nilai tambah dari barang yang kita jual ke luar negeri," katanya.(eks/adv)

SUMBER :VIVA BORNEO, RABU, 12 AGUSTUS 2015

Artikel Terkait