Perkebunan Kopi Warga Siap Panen
22 Februari 2010
Admin Website
Artikel
4349
#img1# Dalam peninjauan yang dilakukan Camat Malinau Barat, Narasau ST Mou dan Kepala Desa Tanjung Lapang Yulius Barto bersama media ini, terlihat semua lokasi yang ditinjau sebagian besar telah siap panen. Kopi yang ada di perkebunan milik Kades Kuala Lapang yang terhampar diatas lahan seluas 6 hektare misalnya, hampir seluruh biji kopinya sudah matang dan siap panen. Bahkan kades ini sudah mulai memanen dan menjadikannya biji kopi siap giling.
Pemandangan serupa juga terlihat pada lokasi perkebunan milik sejumlah warga Desa Tanjung Lpaang dan Kuala Lapang yang Sabtu (20/02) ditinjau. Rata - rata perkebunan kopi jenis robusta dan arabica itu tumbuh subur dan siap panen. Camat Juid sendiri terlihat puas dan bangga melihat keberhasilan tersebut. Pemimpin kecamatan yang menjadi sentra berbagai jenis perkebunan ini merencanakan untuk menggelar panen raya kopi bersama Bupati Dr Drs Marthin Billa MM.
"Cuma nanti setelah kami survei lebih dulu di lokasi mana panen dipusatkan. Semuanya bagus, hanya dari segi kemudahan dan lokasi mana yang paling siap," kata Juid saat berada di lokasi peninjauan.
Dengan kondisi tersebut, Juid menjelaskan tujuannya untuk menjadikan perkebunan kopi sebagai unggulan Malinau Barat dapat tercapai. "Saya sudah saksikan sendiri. Artinya, apa yang diupayakan pemerintah daerah termasuk kecamatan ditanggapi secara positif oleh warga dan telah terbukti hasilnya," ujar bangga.
Setelah kopi ini, sambungnya, beberapa jenis tanaman perkebunan diharapkan sukses. Antara lain kakao, karet dan sawit. Untuk sawit, sepanjang perjalanan terlihat lahan-lahan warga termasuk lahan milik sejumlah pejabat tinggi pemerintah mulai dibuka dan ditanami sawit. "Ke depannya sektor perkebunan ini pun berpotensi menjadi unggulan kami," ujarnya.
Sementara itu, menindaklanjuti hasil pencapaian perkebunan kopi ini, pada program selanjutnya, tahun 2010 ini pihak desa dan kecamatan telah mengarahkan kebijakan pada upaya pengolahan produk jadi. Dikatakan Yulius Barto dan Narasau ST Mou, pihak desa untuk tahun ini telah mengajukan program pengolahan biji kopi menjadi produk jadi. Saat ini memang sudah ada home industry yang memproduksi kopi jadi. Namun, imbuh Juid, industri rumah tangga tersebut perlu diperbanyak sesuai dengan tingginya permintaan pasar. Pihak kecamatan dan pihak desa sendiri optimis program lanjutan tersebut akan terealisasikan tahun ini sehingga begitu panen warga bisa mengolah dan kemudian memasarkannya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 22 PEBRUARI 2010