Energi Terbarukan untuk Listrik Daerah
23 Juli 2012
Admin Website
Artikel
5077
SAMARINDA. Pemprov Kaltim mendapat tawaran dari PT Sangatta Biofuel
membangun pembangkit listrik di daerah yang energinya dihasilkan melalui
energi terbarukan yang diharapkan mampu menjadi pendukung bagi
penyediaan listrik sendiri di daerah.
"Saya pikir ini merupakan gagasan baru dan tawaran yang bagus bagi Pemprov Kaltim. Saya yakin, dengan energi terbarukan mampu mendukung penyediaan listrik yang ada di daerah, sehingga kita tidak lagi tergantung dengan listrik dari PLN," kata Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak saat menerima kunjungan PT Sangatta Biofuel yang dipimpin Managing Director, Gerhard Rieder, di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Jumat (20/7).
Awang mengatakan, menyambut baik tawaran yang disampaikan manajemen PT Sangatta Biofuel, karena energi terbarukan tidak bisa habis selamanya, tapi jika energi dari tak terbarukan, tentu tidak bertahan lama dan akan habis apabila selalu digunakan.
Karena itu, diharapkan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim dapat mendukung program pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan ini. Misalnya, Kepala Dinas Pertambangan bisa melakukan pendekatan kepada perusahaan tambang dan PLN agar bisa bekerjasama untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik, sehingga Kaltim memiliki penyediaan listrik sendiri di daerah.
"Selain Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim, seluruh Kepala Daerah di Kabupaten dan Kota se-Kaltim diharapkan pula dapat mendukung program pembangunan penyediaan listrik berbasis energi terbarukan ini. Ini tentu akan kami evaluasi kembali bersama Kepala SKPD dan Kepala Daerah di Kaltim, sehingga program ini sama-sama di dukung," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Sangatta Biofuel, Gerhard Rieder, didampingi President Director, Syukri MNur mengatakan, kunjungan manajemen Sangatta Biofuel ke Pemprov Kaltim untuk menawarkan kepada Pemprov Kaltim agar bisa membangun penyediaan listrik berbasis energi terbarukan.
Tawaran dilakukan, karena berdasar potensi Sumber Daya Alam (SDA) Kaltim yang melimpah, sehingga patut memiliki penyediaan listrik sendiri di daerah. Misal, dengan memanfaatkan sektor perkebunan dan limbah biomassa dari perusahaan pangan.
"Kami berharap, tawaran ini bukan hanya untuk mendukung Kaltim memiliki penyediaan listrik berbasis energi terbarukan, tapi juga mendukung peluang bisnis di Kaltim. Artinya, dengan program ini akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di daerah," jelasnya.
Menurut dia, program ini juga sebagai pendukung visi Kaltim untuk mewujudkan Kaltim sebagai pusat agroindustri dan energi terkemuka menuju masyarakat adil dan sejahtera di Indonesia. Karena itu, PT Sangatta Biofuel menawarkan pembangunan penyediaan listrik tersebut.
Selain itu, lanjut dia, mengenai bahan yang digunakan untuk mendukung penyediaan listrik di daerah, yakni menggunakan limbah sawit, sabut kelapa hingga tempurung kelapa, limbah kehutanan.
"Jika bahan ini diolah dan menjadi bahan untuk pembangkit listrik, tentu dapat digunakan masyarakat di daerah. Bahkan, ini baru ada di Negara Eropa. Jika Kaltim bersedia, Kaltim yang pertama kali memiliki penyediaan pembangkit listrik yang berkesinambungan tersendiri di daerah," jelasnya.
Sementara, mengenai daerah yang akan menjadi sasaran untuk pembangunan penyediaan pembangkit listrik tersebut, yakni Paser, Nunukan dan Kutai Timur. Karena, tiga daerah ini yang memiliki perkebunan sawit yang besar.(jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Saya pikir ini merupakan gagasan baru dan tawaran yang bagus bagi Pemprov Kaltim. Saya yakin, dengan energi terbarukan mampu mendukung penyediaan listrik yang ada di daerah, sehingga kita tidak lagi tergantung dengan listrik dari PLN," kata Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak saat menerima kunjungan PT Sangatta Biofuel yang dipimpin Managing Director, Gerhard Rieder, di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Jumat (20/7).
Awang mengatakan, menyambut baik tawaran yang disampaikan manajemen PT Sangatta Biofuel, karena energi terbarukan tidak bisa habis selamanya, tapi jika energi dari tak terbarukan, tentu tidak bertahan lama dan akan habis apabila selalu digunakan.
Karena itu, diharapkan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim dapat mendukung program pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan ini. Misalnya, Kepala Dinas Pertambangan bisa melakukan pendekatan kepada perusahaan tambang dan PLN agar bisa bekerjasama untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik, sehingga Kaltim memiliki penyediaan listrik sendiri di daerah.
"Selain Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim, seluruh Kepala Daerah di Kabupaten dan Kota se-Kaltim diharapkan pula dapat mendukung program pembangunan penyediaan listrik berbasis energi terbarukan ini. Ini tentu akan kami evaluasi kembali bersama Kepala SKPD dan Kepala Daerah di Kaltim, sehingga program ini sama-sama di dukung," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Sangatta Biofuel, Gerhard Rieder, didampingi President Director, Syukri MNur mengatakan, kunjungan manajemen Sangatta Biofuel ke Pemprov Kaltim untuk menawarkan kepada Pemprov Kaltim agar bisa membangun penyediaan listrik berbasis energi terbarukan.
Tawaran dilakukan, karena berdasar potensi Sumber Daya Alam (SDA) Kaltim yang melimpah, sehingga patut memiliki penyediaan listrik sendiri di daerah. Misal, dengan memanfaatkan sektor perkebunan dan limbah biomassa dari perusahaan pangan.
"Kami berharap, tawaran ini bukan hanya untuk mendukung Kaltim memiliki penyediaan listrik berbasis energi terbarukan, tapi juga mendukung peluang bisnis di Kaltim. Artinya, dengan program ini akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di daerah," jelasnya.
Menurut dia, program ini juga sebagai pendukung visi Kaltim untuk mewujudkan Kaltim sebagai pusat agroindustri dan energi terkemuka menuju masyarakat adil dan sejahtera di Indonesia. Karena itu, PT Sangatta Biofuel menawarkan pembangunan penyediaan listrik tersebut.
Selain itu, lanjut dia, mengenai bahan yang digunakan untuk mendukung penyediaan listrik di daerah, yakni menggunakan limbah sawit, sabut kelapa hingga tempurung kelapa, limbah kehutanan.
"Jika bahan ini diolah dan menjadi bahan untuk pembangkit listrik, tentu dapat digunakan masyarakat di daerah. Bahkan, ini baru ada di Negara Eropa. Jika Kaltim bersedia, Kaltim yang pertama kali memiliki penyediaan pembangkit listrik yang berkesinambungan tersendiri di daerah," jelasnya.
Sementara, mengenai daerah yang akan menjadi sasaran untuk pembangunan penyediaan pembangkit listrik tersebut, yakni Paser, Nunukan dan Kutai Timur. Karena, tiga daerah ini yang memiliki perkebunan sawit yang besar.(jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM