Kaltim Wujudkan Indonesia Produsen Sawit Terbesar Dunia
07 September 2011
Admin Website
Artikel
5338
SAMARINDA - Sesuai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI), produksi Crude Palm Oil (CPO/minyak kelapa
sawit) Kalimantan Timur akan berperan untuk mewujudkan Indonesia sebagai
produsen CPO terbesar di dunia.
"Dalam MP3EI telah diprediksi pada 2025, Indonesia mampu memproduksi lebih dari 20 juta ton pertahun. Sehingga kondisi ini akan menjadikan negara kita sebagai produsen terbesar di dunia dan Kaltim tentu akan ikut berperan dengan program sejuta hektare sawit," kata Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabianoor.
Menurut dia, dalam MP3EI dengan penetapan enam Koridor Ekonomi (KE) yakni Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua-Kepulauan Maluku serta Kalimantan dengan enam kegiatan ekonomi nasional, yakni minyak dan gas, perkayuan (hutan tanaman industri/HTI), besi baja, bauksit, batu bara dan kelapa sawit.
Kondisi ini lanjutnya, tentu membuka peluang dan kesempatan investasi di daerah guna mendukung terwujudnya sejuta hektare sawit di Kaltim. Secara keseluruhan di Kalimantan telah diprediksi mampu terbangun sekitar empat hingga lima juta hektare.
Dimasukkannya kegiatan perkebunan khususnya kelapa sawit dalam program MP3EI sebagai pendukung pembangunan koridor ekonomi nasional karena subsektor ini sebagai unggulan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui program tersebut akan mampu meningkatkan peranan ekonomi daerah bagi peningkatan ekonomi nasional dengan kegiatan perkebunan. Walaupun, pada dasarnya subsektor perkebunan di Kalimantan Timur terdapat berbagai komoditi unggulan.
"Secara umum hasil perkebunan di Kalimantan terlebih Kaltim didominasi produksi kelapa sawit dengan kontribusi mencapai 80 persen. Kondisi ini jauh lebih besar dibanding hasil produksi perkebunan karet dan kelapa. Bahkan luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 53 persen dari total luas areal perkebunan Kalimantan," jelasnya.
Selain itu, pembangunan di subsektor perkebunan ini akan cepat terealisasi dengan terbangunnya kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Maloy Kabupaten Kutai Timur sebagai outlet produk sawit dan produksi hilir.
"Pemerintah pusat melalui MP3EI telah memberikan alokasi kegiatan untuk pengembangan dan pembangunan KIPI Maloy di Kutai Timur dengan nilai investasi mencapai Rp4,8 triliun yang dilaksanakan pembangunan sejak 2011 hingga 2013. Bahkan akan dibangun seluruh fasilitas dan sarana serta prasaran infrastruktur pendukungnya, sehingga mampu menjadikan Kaltim sebagai daerah penghasil CPO dan produk hilirnya di Indonesia," ujar Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Dalam MP3EI telah diprediksi pada 2025, Indonesia mampu memproduksi lebih dari 20 juta ton pertahun. Sehingga kondisi ini akan menjadikan negara kita sebagai produsen terbesar di dunia dan Kaltim tentu akan ikut berperan dengan program sejuta hektare sawit," kata Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, HM Yadi Sabianoor.
Menurut dia, dalam MP3EI dengan penetapan enam Koridor Ekonomi (KE) yakni Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua-Kepulauan Maluku serta Kalimantan dengan enam kegiatan ekonomi nasional, yakni minyak dan gas, perkayuan (hutan tanaman industri/HTI), besi baja, bauksit, batu bara dan kelapa sawit.
Kondisi ini lanjutnya, tentu membuka peluang dan kesempatan investasi di daerah guna mendukung terwujudnya sejuta hektare sawit di Kaltim. Secara keseluruhan di Kalimantan telah diprediksi mampu terbangun sekitar empat hingga lima juta hektare.
Dimasukkannya kegiatan perkebunan khususnya kelapa sawit dalam program MP3EI sebagai pendukung pembangunan koridor ekonomi nasional karena subsektor ini sebagai unggulan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui program tersebut akan mampu meningkatkan peranan ekonomi daerah bagi peningkatan ekonomi nasional dengan kegiatan perkebunan. Walaupun, pada dasarnya subsektor perkebunan di Kalimantan Timur terdapat berbagai komoditi unggulan.
"Secara umum hasil perkebunan di Kalimantan terlebih Kaltim didominasi produksi kelapa sawit dengan kontribusi mencapai 80 persen. Kondisi ini jauh lebih besar dibanding hasil produksi perkebunan karet dan kelapa. Bahkan luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 53 persen dari total luas areal perkebunan Kalimantan," jelasnya.
Selain itu, pembangunan di subsektor perkebunan ini akan cepat terealisasi dengan terbangunnya kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Maloy Kabupaten Kutai Timur sebagai outlet produk sawit dan produksi hilir.
"Pemerintah pusat melalui MP3EI telah memberikan alokasi kegiatan untuk pengembangan dan pembangunan KIPI Maloy di Kutai Timur dengan nilai investasi mencapai Rp4,8 triliun yang dilaksanakan pembangunan sejak 2011 hingga 2013. Bahkan akan dibangun seluruh fasilitas dan sarana serta prasaran infrastruktur pendukungnya, sehingga mampu menjadikan Kaltim sebagai daerah penghasil CPO dan produk hilirnya di Indonesia," ujar Yadi Sabianoor.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM