Kopi dan Teh Indonesia Jadi Idola di Maroko
21 Juli 2011
Admin Website
Artikel
5019
KARANGANYAR--MICOM: Kopi dan teh asal Indonesia mendapat tempat
istimewa di hati rakyat Maroko. Kalau digarap secara baik, hal ini akan
menjadi peluang yang sangat menguntungkan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja, mengungkapkan hal itu saat berkunjung ke pabrik teh dan kopi PT Gunung Subur di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (20/7).
"Masyarakat Maroko itu dikenal peminum, bukan minuman beralkohol melainkan teh dan kopi. Dari total teh dan kopi yang mereka konsumsi, 60% di antaranya berasal dari Indonesia," jelas Tosari.
Selain untuk melihat proses produksi teh dan kopi yang sebagian besar masih dilakukan secara tradisional dan manual, kehadiran Tosari ini juga untuk menyerahkan penghargaan kepada PT Gunung Subur yang telah bersedia menerima seorang pemuda Maroko, Reda Baidouri, untuk bekerja magang. Sebuah bentuk program kerja sama yang dijalin Kedutaan besar RI dengan Kerajaan
Maroko.
"Kerja sama seperti ini akan membuat hubungan antara Indonesia dan Maroko semakin hangat. Dalam jangka
panjang kita akan bangun kerja sama perdagangan yang lebih besar," tegas Tosari.
Tosari berharap, apa yang dilakukan Reda ini bisa diikuti pula oleh pemuda-pemuda Maroko yang lain. Bukan hanya untuk menimba ilmu tentang meracik teh dan kopi yang baik, melainkan juga untuk bidang lain.
Ditemui terpisah, General Manager PT Gunung Subur, Miriam Setyowati, mengaku ikut diuntungkan oleh program kerja sama itu. Apalagi, selama ini pihaknya memang fokus untuk menggarap pasar Maroko, seperti yang telah dilakukannya di wilayah Arab dan Mauritania.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 20 JULI 2011
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Maroko, Tosari Widjaja, mengungkapkan hal itu saat berkunjung ke pabrik teh dan kopi PT Gunung Subur di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (20/7).
"Masyarakat Maroko itu dikenal peminum, bukan minuman beralkohol melainkan teh dan kopi. Dari total teh dan kopi yang mereka konsumsi, 60% di antaranya berasal dari Indonesia," jelas Tosari.
Selain untuk melihat proses produksi teh dan kopi yang sebagian besar masih dilakukan secara tradisional dan manual, kehadiran Tosari ini juga untuk menyerahkan penghargaan kepada PT Gunung Subur yang telah bersedia menerima seorang pemuda Maroko, Reda Baidouri, untuk bekerja magang. Sebuah bentuk program kerja sama yang dijalin Kedutaan besar RI dengan Kerajaan
Maroko.
"Kerja sama seperti ini akan membuat hubungan antara Indonesia dan Maroko semakin hangat. Dalam jangka
panjang kita akan bangun kerja sama perdagangan yang lebih besar," tegas Tosari.
Tosari berharap, apa yang dilakukan Reda ini bisa diikuti pula oleh pemuda-pemuda Maroko yang lain. Bukan hanya untuk menimba ilmu tentang meracik teh dan kopi yang baik, melainkan juga untuk bidang lain.
Ditemui terpisah, General Manager PT Gunung Subur, Miriam Setyowati, mengaku ikut diuntungkan oleh program kerja sama itu. Apalagi, selama ini pihaknya memang fokus untuk menggarap pasar Maroko, seperti yang telah dilakukannya di wilayah Arab dan Mauritania.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 20 JULI 2011