(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Penghasilan Karet Mencapai Rp 12 Miliar

29 September 2009 Admin Website Artikel 5238
#img2# Yang membanggakan, berkat perkebunan karet itu, peluang kerja kepada 24.300 petani karet. Dengan hasil produksi rata-rata karet basah 2.400 ton per bulan. Jika harga karet Rp 5.000 per kilogram seperti harga sekarang. Berarti ada perputaran uang mencapai Rp 12 miliar lebih selama sebulan. Tak pelak, besarnya dana yang beredar ini memberikan tingkat kesejahteraan bagi masyarakat, terutama petani karetnya.

Kepala Disbuntanakan Kubar H Achmad Sofyan mengatakan, awal berdirinya perkebunan karet di Kubar pada 1979 hingga 1984. Pembukaan perkebunan karet melalui peremajaan rehabilitasi tanaman ekspor (PRPTE) seluas 1.000 hektare. Dilanjutkan, kegiatan TCSSP/P2BPR (proyek pengembangan budidaya perkebunan rakyat) pada 1992-1998. Luas lahannya mencapai 10.000 hektare. Kemudian kegiatan perkebunan di kawasan perbatasan yakni Long Pahangai, dan Long Apari dari 2007-2009 tercatat 690 hektare lahan baru. Sebelumnya dijelaskan H Achmad Sofyan, dari realisasi 690 hektare di Hulu Riam itu, dimulai pembukaan lahan perkebunan karet pada 2007 seluas (80 hektare) di tiga kampung Kecamatan Long Pahangai. Kemudian, 2008 (400 hektare) masing-masing 200 hektare di tiga kampung Kecamatan Long Pahangai, dan empat kampung Kecamatan Long Apari. Berikutnya, pada 2009 (210 hektare) meliputi 3 kampung lagi di Kecamatan Long Pahangai.

Lebih lanjut dipaparkan Achmad Sofyan, adapun potensi terbesar perkebunan karet di Kubar, meliputi tujuh kecamatan terdekat ibukota kabupaten. Yakni, Kecamatan Barong Tongkok, Linggang Bigung, Sekolaq Darat, Long Iram, Tering, Melak, dan Damai. Namun yang masih menjadi persoalan petani, adalah naik turunnya harga jual karet. Level terendah pernah mencapai Rp 3.500 per kilogram dan tertinggi Rp 8 ribu per kilogram. Hal ini disebabkan, semua penjualan karet diangkut menggunakan truk ke Kalimantan Selatan.

Solusinya kata dia, Kubar harus memiliki pabrik karet sendiri sehingga membantu menaikkan harga karet atau setidaknya menjadi stabil. Sebelumnya, PT Davco asal Philipina sudah membangun pabrik karet di Kampung Mencimai Kecamatan Barong Tongkok. Dijadwalkan September 2009 ini beroperasi. Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 2.000 ton karet basah diolah menjadi 900 ton karet kering (SIR 20 Standart Good Year dan Bridgestone). Kemudian, baru-baru ini adan minat PT Getta Dason Maega (GDM) membangun pabrik karet di Kampung Keay Kecamatan Damai. Menanggapi hadirnya kedua investor ini ditambahkan H Achmad Sofyan, sangat membantu petani karet di Kubar. Karena akan memberikan perbandingan/persaingan yang sehat menuju kesejahteraan petani karet di Kubar.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 28 SEPTEMBER 2009

Artikel Terkait