Pertemuan Kemitraan Usaha Indikasi Geografis Malonan 1
24 September 2018
Admin Website
Berita Daerah
3752
SAMARINDA. Lada Malonan 1 merupakan varietas
unggul nasional asal Kaltim yang telah dilepas untuk benih unggul tanaman lada
di Indonesia.
Dalam upaya memberikan nilai tambah dan daya saing serta keuntungan kepada para
stakeholder yang terlibat, baru – baru ini Dinas Perkebunan Kaltim melaksanakan
Pertemuan Kemitraan Usaha Indikasi Geografis Tanaman Lada di Kecamatan Loa
Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, diwakili Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, H. Yus Alwi Rahman mengatakan beberapa tahun terakhir, pengembangan luas areal lada rakyat kembali diintensifkan, hal ini karenanya adanya informasi harga yang lebih baik dan peluang pasar dunia.
Adapun tujuan dari kegiatan ini, lanjut Yus Alwi, adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang indikasi geografis kepada masyarakat, petani / produsen lada, pelaku usaha dan pemerintah, sehingga tersusunnya buku persyaratan guna pengajuan Indikasi Geografis Malonan 1 pada Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI..
"Dengan indikasi geografis, lada Malonan 1 akan mendapatkan sertifikasi berupa label nama dan proteksi berupa hak paten dagang dan terdaftar di dalam buku indikasi geografis sehingga produk lada Malonan 1 bisa dikenal di tingkat nasional maupun internasional", ungkap Yus Alwi.
Malonan 1 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya, Malonan 1 mengandung minyak atsiri sebesar 2,35 persen, oleoserin 11,23 persen dan piperin 3,82 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada putih varietas Petaling 1 yang hanya 10,66 persen dan 3,03 persen.
Termasuk lada enteng dengan kandungan minyak atsiri 2,90 persen, piperin 3,96 persen, dan oleserin 12,59 persen.
Sedangkan lada hitam Kaltim memiliki kandungan minyak atsiri 2,61 persen, oleoserin 15,60 persen dan piperin 3,18 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada hitam varietas Natar 1 (11,29 persen dan 2,35 persen).
Selain itu, Malonan 1 memiliki toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang dan mampu berproduksi sepanjang tahun dengan rata-rata produksi 2,17 ton per hektar per tahun.
"Melalui kegiatan ini, kiranya upaya ini dapat disambut secara positif oleh seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengembangan lada sehingga memberikan dampak yang mampu menggairahkan kembali kejayaan lada di Kaltim," harap Yus Alwi lagi.
Sosialisasi diikuti sebanyak 150 orang perserta yang terdiri dari Dinas Perkebunan Kukar, asosiasi, petani, kelompok tani dan pelaku usaha yang terlibat dalam pengembangan lada. Hadir sebagai narasumber Bapak Ir. Rudarmoni, MP dari Universitas Mulawarman dan Bapak Santun Maspari Siregar, SH, MH dari Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kaltim. (rey/disbun)
SUMBER :: BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, diwakili Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, H. Yus Alwi Rahman mengatakan beberapa tahun terakhir, pengembangan luas areal lada rakyat kembali diintensifkan, hal ini karenanya adanya informasi harga yang lebih baik dan peluang pasar dunia.
Adapun tujuan dari kegiatan ini, lanjut Yus Alwi, adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang indikasi geografis kepada masyarakat, petani / produsen lada, pelaku usaha dan pemerintah, sehingga tersusunnya buku persyaratan guna pengajuan Indikasi Geografis Malonan 1 pada Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI..
"Dengan indikasi geografis, lada Malonan 1 akan mendapatkan sertifikasi berupa label nama dan proteksi berupa hak paten dagang dan terdaftar di dalam buku indikasi geografis sehingga produk lada Malonan 1 bisa dikenal di tingkat nasional maupun internasional", ungkap Yus Alwi.
Malonan 1 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya, Malonan 1 mengandung minyak atsiri sebesar 2,35 persen, oleoserin 11,23 persen dan piperin 3,82 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada putih varietas Petaling 1 yang hanya 10,66 persen dan 3,03 persen.
Termasuk lada enteng dengan kandungan minyak atsiri 2,90 persen, piperin 3,96 persen, dan oleserin 12,59 persen.
Sedangkan lada hitam Kaltim memiliki kandungan minyak atsiri 2,61 persen, oleoserin 15,60 persen dan piperin 3,18 persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada hitam varietas Natar 1 (11,29 persen dan 2,35 persen).
Selain itu, Malonan 1 memiliki toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang dan mampu berproduksi sepanjang tahun dengan rata-rata produksi 2,17 ton per hektar per tahun.
"Melalui kegiatan ini, kiranya upaya ini dapat disambut secara positif oleh seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengembangan lada sehingga memberikan dampak yang mampu menggairahkan kembali kejayaan lada di Kaltim," harap Yus Alwi lagi.
Sosialisasi diikuti sebanyak 150 orang perserta yang terdiri dari Dinas Perkebunan Kukar, asosiasi, petani, kelompok tani dan pelaku usaha yang terlibat dalam pengembangan lada. Hadir sebagai narasumber Bapak Ir. Rudarmoni, MP dari Universitas Mulawarman dan Bapak Santun Maspari Siregar, SH, MH dari Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kaltim. (rey/disbun)
SUMBER :: BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL