PPTK Siap Bantu Kembangkan Budidaya Teh Hijau
08 Oktober 2008
Admin Website
Artikel
4132
"Pengiriman bibit pertama kita mengalami kendala di lapangan. Pada saat akan diberangkatkan bibit tersebut harus dikarantina dulu selama beberapa hari. Padahal bibit unggul ini harus cepat ditanam karena apabila terlambat maka bibit tersebut akan membusuk dan mati," ungkap Camat Kayan Selatan Sopian Aing.
Namun pihaknya kini optimistis karena proses pengiriman bibit teh akan bekerjasama dengan PPTK dan telah dinegosiasikan dengan pihak bandara, baik bandara Soekarno Hatta, maupun Bandara Juata di Tarakan, agar perlakuan bibit tidak dikarantina dalam wkatu yang cukup lama.
Menurutnya, masih ada kendala lain yang harus di pertimbangkan yakni masalah amdal apabila telah berproduksi nantinya.
"Kami harus mempelajari masalah amdal karena ini merupakan benturan di lapangan. Oleh sebab itu kami harus mengantisipasi dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari", ucapnya.
Mendengar hal itu, Direktur PPTK Dr Ir Joko Santoso MS siap membantu Kecamatan Kayan Selatan dalam membudidayakan tanaman teh.
"Kami berada di belakang Bapak dalam mengembangkan budi daya tanaman teh tersebut, apapun yang terjadi kami siap membantu, terlebih masalah amdal," jelasnya.
Dikatakan, pihaknya akan selalu membantu Kayan Selatan dalam mengembangkan bibit teh hijau, apalagi saat ini sudah terjalin kerjasama yang baik antara kedua belah pihak.
"Kami akan menemani rombongan selama studi banding di PPTK karena kami tahu keinginan masyarakat Kayan Selatan untuk mengembangkan teh dengan hamparan yang masih luas," ungkapnya. Dijelaskan, PPTK saat ini telah berusia 35 tahun, tepatnya diresmikan pada 10 Januari 1973 dan merupakan satu-satunya perkebunan teh yang ada di Asia tenggara selain Srilanka dan Kenya.
Di Indonesia, PPTK memiliki lahan seluas 400 hektare, 30 hektare berada di sebelah Gunung Gambung dan 100 hektare lagi berada di Cianjur.
Ada juga di Pematang Siantar, Sumatra Utara seluas 100 hektare. Untuk melayani stackholder, PPTK punya peranan yang sangat penting guna menghasilkan teknologi tinggi.
Oleh sebab itu kerja sama diharapkan dapat terjalin terus karena para peneliti yang berjumlah 22 orang siap membantu Malinau dalam mengembangkan budi daya tanaman teh hijau.
Budi daya tanaman teh merupakan komoditi unggulan pertama yang ada di Kalimantan karena punya kekhasan. Oleh sebab itu kerjasama perlu dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) agar segala sesuatunya mudah dilaksanakan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 8 OKTOBER 2008