Tiap Hektar Hasilkan Rp 1 Juta per Bulan
05 Maret 2009
Admin Website
Artikel
50137
Ketiga kelompok tani itu, yakni Ruhui Rahayu 1 dengan luas kebun karet 75 hektare (ha), Ruhui Rahayu 2 luas kebun karet 53 ha, dan Ruhui Rahayu 3 dengan luas perkebunan 70 ha. Demikian disampaikan Ketua Kelompok Tani Ruhui Rahayu 1 Nursidik.
#img1# Dikatakan, dalam 1 hektare ditanami sebanyak 500 pohon, para petani mampu menghasilkan getah karet sebanyak 300 kg/bulan dengan harga jual Rp 4.700. Sehingga ia bersama petani lain mampu menerima penghasilan bersih Rp 1 juta/bulan untuk 1 hektare.
"Hasil ini sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Nursidik.
Namun menurutnya, ada beberapa kendala yang sedang dialami oleh para petani karet, yakni terjadinya kelangkaan pupuk. Padahal untuk luasan tanam 75 ha, petani membutuhkan pupuk sebanyak 7 ton untuk masa pemupukan 3 sampai 6 bulan sekali. "Jika tanaman karet mendapatkan pupuk yang cukup, maka hasil panen yang diperoleh petani juga dapat 3 kali lipat," ujarnya
Mendengar keluhan petani tersebut, Pj Bupati Kukar H Sjachruddin MS langsung memerintahkan Kadis Perkebunan Fadli Ardin untuk menindaklanjuti kelangkaan pupuk tersebut.
"Segera bantu petani. Tindak lanjuti kelangkaan pupuk, sehingga petani dapat dengan mudah mendapatkan pupuk," kata Sjachruddin saat melihat perkebunan karet Kelurahan Muara Jawa Ilir, Selasa (3/3).
Menurutnya, karet merupakan salah satu jenis komoditi yang diunggulkan di wilayah Kukar. Hal tersebut tentunya menjadi peluang besar bagi para petani karet di Kukar untuk terus mengembangkannya, walaupun berimbas dari krisis global yang terjadi di dunia pada saat sekarang, juga berdampak pada harga karet di pasaran. Namun ia yakin harga karet akan segera membaik.
"Karet merupakan komoditas ekspor yang dapat diandalkan, dan saya bangga melihat kelompok tani di sini yang mampu mengembangkan perkebunan karet," puji Sjachruddin
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Perkebunan Muara Jawa Margono mengatakan, perkebunan karet di Muara Jawa Ilir mencapai 185 ha. Dari luasan tersebut, lahan yang sudah berproduksi seluas 75 ha milik kelompok tani Ruhui Rahayu, yang merupakan tanaman bantuan dari proyek OECF tahun 1999/2000.
Sedangkan 90 ha belum berproduksi. Dari luasan ini, 30 ha merupakan tanam karet tahun 2006 yang merupakan bantuan dari APBD Kukar, selanjutnya 2007 mendapat perluasan tanam seluas 18 ha merupakan bantuan dari comdev Total E&P Indonesie dan 14 ha bantuan APBD Kukar.
Kemudian di tahun 2008 melalui comdev Total E&P Indonesie kembali mendapat perluasan seluas 15 ha, sedangkan sisanya 33 ha merupakan tanaman dari swadaya masyarakat yang ditanam sejak 2005.
"Bantuan yang diterima selain bantuan pengembangan adalah bantuan pengerasan jalan usaha tani sepanjang 1.800 meter tahun 2006 proyek APBN dan bantuan intensifikasi karet pada 2008 seluas 20 ha dari bantuan Nutrisi Saputra," tambah Margono.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 5 MARET 2009