Wamentan Ingatkan Target Realisasi Serapan Anggaran
25 Mei 2012
Admin Website
Artikel
3973
JAKARTA. Pada agenda tahunan Musyawarah Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan)
Nasional Tahun 2012, Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan
kembali mengingatkan pentingnya target realisasi anggaran
2012.
"Berdasarkan laporan yang saya terima, realisasi anggaran sampai 16 Mei 2012 masih cukup rendah yaitu sebesar 26,88%. Realisasi anggaran ini walaupun lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada bulan yang sama, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan target tahun 2012 yang telah ditetapkan," jelasnya.
Dikatakan Wamentan, realisasi serapan anggaran ini sangat penting mengingat kegiatan yang dilakukan pada tahun 2012 diharapkan dampaknya akan terasa pada tahun yang sama.
"Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan kegiatan, sehingga terakumulasi pada akhir tahun anggaran tentunya akan mengakibatkan tidak tercapainya target pembangunan yang telah ditetapkan. Namun demikian, saya juga mendapat laporan bahwa pada beberapa daerah, ternyata mampu merealisasikan kegiatannya lebih dari 50%. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada Saudara Kepala Dinas/Kepala Badan Provinsi, atas semangat dankerja kerasnya dalam melaksanakan program-program secara tepat waktu," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Wamentan bahwa pelaksanaan pembangunan pertanian ke depan akan semakin besar tantangannya. Untuk itu penguasaan lapangan dan permasalahan pertanian di masing-masing wilayah menjadi kunci yang sangat penting untuk keberhasilan pembangunan pertanian.
"Dalam perencanaan, kita dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan menginventarisasi permasalahan di lapangan serta kemudian memformulasikan solusi dan fasilitasi kegiatan yang sesuai kondisi dan lokasi. Untuk mencapai hal ini diperlukan koordinasi dan keterpaduan program dan kegiatan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota," jelasnya.
Sebelumnya, Wamentan menunjukan data statistik indikator makro pertanian pada tahun 2011, dimana data Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian dalam arti luas menunjukkan pertumbuhan 2,95% pada tahun 2011 dengan rincian subsektor tanaman bahan makanan tumbuh 1,26%, perkebunan 3,94% serta peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 4,49%.
Kontribusi PDB pertanian ini terhadap total PDB tahun 2011 sebesar 14,7%.Sementara itu, data neraca perdagangan sektor pertanian tahun 2011 menunjukkan surplus sebesar US$ 22,7 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus tahun 2010 sebesarUS$ 18,5 miliar.
Realisasi investasi sector primer pertanian tahun 2011 untuk PMDN sebesar Rp 9,6 triliun dan PMA sebesar Rp 1,2 trliun, sedangkan total realisasi investasi sampai dengan triwulan-1 tahun 2012 adalah sebesar Rp 2,8 triliun.
Realisasi investasi tahun 2011 ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2010.Adapun Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2011 adalah sebesar 104,6 dan sampai bulan April 2012, NTP telah mencapai104,7.
Artinya indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dari yang dibayarkan petani. Walaupun indikator NTP ini bukan satu-satunya indikator yang mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan petani, namun setidaknya dapat digunakan untuk melihat kemampuan daya beli petani.
Sementara itu, dari segi produksi, kinerja pembangunan pertanian tahun 2011 pada beberapa komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan menunjukkan tren meningkat, namun kinerja komoditas tanaman pangan terjadi penurunan.
Sesuai Angka Sementara (ASEM) tahun 2011, produksi padi sebesar 65,74 juta ton atau turun 1,10%, produksi jagung 17,63 juta ton atau turun 3,82%, dan produksi kedelai sebesar 843 ribu ton atau turun 6,97% dibandingkan tahun 2010.
"Penurunan produksi ini disebabkan penurunan kinerja luas panen dan penurunan produktivitas untuk padi dan kedelai. Kondisi 2011 ini perlu menjadi perhatian kita bersama, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk dapat kembali meningkatkan produksi guna mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan," urai Wamentan.
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN
"Berdasarkan laporan yang saya terima, realisasi anggaran sampai 16 Mei 2012 masih cukup rendah yaitu sebesar 26,88%. Realisasi anggaran ini walaupun lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada bulan yang sama, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan target tahun 2012 yang telah ditetapkan," jelasnya.
Dikatakan Wamentan, realisasi serapan anggaran ini sangat penting mengingat kegiatan yang dilakukan pada tahun 2012 diharapkan dampaknya akan terasa pada tahun yang sama.
"Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan kegiatan, sehingga terakumulasi pada akhir tahun anggaran tentunya akan mengakibatkan tidak tercapainya target pembangunan yang telah ditetapkan. Namun demikian, saya juga mendapat laporan bahwa pada beberapa daerah, ternyata mampu merealisasikan kegiatannya lebih dari 50%. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada Saudara Kepala Dinas/Kepala Badan Provinsi, atas semangat dankerja kerasnya dalam melaksanakan program-program secara tepat waktu," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Wamentan bahwa pelaksanaan pembangunan pertanian ke depan akan semakin besar tantangannya. Untuk itu penguasaan lapangan dan permasalahan pertanian di masing-masing wilayah menjadi kunci yang sangat penting untuk keberhasilan pembangunan pertanian.
"Dalam perencanaan, kita dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan menginventarisasi permasalahan di lapangan serta kemudian memformulasikan solusi dan fasilitasi kegiatan yang sesuai kondisi dan lokasi. Untuk mencapai hal ini diperlukan koordinasi dan keterpaduan program dan kegiatan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota," jelasnya.
Sebelumnya, Wamentan menunjukan data statistik indikator makro pertanian pada tahun 2011, dimana data Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian dalam arti luas menunjukkan pertumbuhan 2,95% pada tahun 2011 dengan rincian subsektor tanaman bahan makanan tumbuh 1,26%, perkebunan 3,94% serta peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 4,49%.
Kontribusi PDB pertanian ini terhadap total PDB tahun 2011 sebesar 14,7%.Sementara itu, data neraca perdagangan sektor pertanian tahun 2011 menunjukkan surplus sebesar US$ 22,7 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus tahun 2010 sebesarUS$ 18,5 miliar.
Realisasi investasi sector primer pertanian tahun 2011 untuk PMDN sebesar Rp 9,6 triliun dan PMA sebesar Rp 1,2 trliun, sedangkan total realisasi investasi sampai dengan triwulan-1 tahun 2012 adalah sebesar Rp 2,8 triliun.
Realisasi investasi tahun 2011 ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2010.Adapun Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2011 adalah sebesar 104,6 dan sampai bulan April 2012, NTP telah mencapai104,7.
Artinya indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dari yang dibayarkan petani. Walaupun indikator NTP ini bukan satu-satunya indikator yang mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan petani, namun setidaknya dapat digunakan untuk melihat kemampuan daya beli petani.
Sementara itu, dari segi produksi, kinerja pembangunan pertanian tahun 2011 pada beberapa komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan menunjukkan tren meningkat, namun kinerja komoditas tanaman pangan terjadi penurunan.
Sesuai Angka Sementara (ASEM) tahun 2011, produksi padi sebesar 65,74 juta ton atau turun 1,10%, produksi jagung 17,63 juta ton atau turun 3,82%, dan produksi kedelai sebesar 843 ribu ton atau turun 6,97% dibandingkan tahun 2010.
"Penurunan produksi ini disebabkan penurunan kinerja luas panen dan penurunan produktivitas untuk padi dan kedelai. Kondisi 2011 ini perlu menjadi perhatian kita bersama, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk dapat kembali meningkatkan produksi guna mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan," urai Wamentan.
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN