Ekspor Kopi Tahun ini ditargetkan tembus Rp1,2 miliar
24 Mei 2012
Admin Website
Artikel
3961
JAKARTA: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia menargetkan ekspor kopi tahun
ini dapat menembus Rp 1,2 miliar, ditopang peningkatan produksi pada
musim panen periode Mei-Juli yang diperkirakan mencapai 900.000 metrik
ton.
Wakil Ketua Umum AEKI Bidang Spesialis dan Industri Kopi Pranoto Soenarto mengungkapkan produksi kopi tahun ini diprediksi meningkat 28,5% ketimbang pencapaian tahun lalu sekitar 700.000 metrik ton.
Produksi kopi jenis arabika diharapkan mencapai 180.000 metrik ton dan robusta sebesar 720.000 metrik ton.
Menurut Pranoto, Indonesia berpotensi menyalip Brazil dan Vietnam sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Hanya saja, serunya, potensi lahan perkebunan belum banyak tergarap.
Indonesia membutuhkan tambahan perkebunan kopi hingga 1,3 juta hektar guna mengantisipasi kenaikan permintaan kopi dunia yang terus tumbuh 20% setiap tahun.
"Selain ekstensifikasi, intensifikasi kebun perlu diprioritaskan karena tingkat produksi kopi per hektar masih sangat rendah," ujarnya Rabu 23 Mei 2012.
Pranoto mencatat perkebunan kopi di Indonesia hanya mampu memproduksi 700-800 kilogram kopi per hektar, tertinggal jauh dari produksi Vietnam yang mencapai 3-4 metrik ton per ha. Selain itu, usia tanaman kopi di Indonesia umumnya telah menjelang ambang batas produksi.
Dengan begitu, Pranoto berharap petani kopi di sejumlah sentra produksi perlu meremajakan perkebunan. Peremajaan kebun kopi akan turut menentukan peningkatan kualitas.
Hingga kini, ujar Pranoto, kualitas kopi Indonesia tergolong unggul sehingga dihargai lebih tinggi di pasar ekspor. "Harga kopi Indonesia 50% lebih mahal dibandingkan dengan kopi Brazil," tuturnya.
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, RABU, 23 MEI 2012
Wakil Ketua Umum AEKI Bidang Spesialis dan Industri Kopi Pranoto Soenarto mengungkapkan produksi kopi tahun ini diprediksi meningkat 28,5% ketimbang pencapaian tahun lalu sekitar 700.000 metrik ton.
Produksi kopi jenis arabika diharapkan mencapai 180.000 metrik ton dan robusta sebesar 720.000 metrik ton.
Menurut Pranoto, Indonesia berpotensi menyalip Brazil dan Vietnam sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Hanya saja, serunya, potensi lahan perkebunan belum banyak tergarap.
Indonesia membutuhkan tambahan perkebunan kopi hingga 1,3 juta hektar guna mengantisipasi kenaikan permintaan kopi dunia yang terus tumbuh 20% setiap tahun.
"Selain ekstensifikasi, intensifikasi kebun perlu diprioritaskan karena tingkat produksi kopi per hektar masih sangat rendah," ujarnya Rabu 23 Mei 2012.
Pranoto mencatat perkebunan kopi di Indonesia hanya mampu memproduksi 700-800 kilogram kopi per hektar, tertinggal jauh dari produksi Vietnam yang mencapai 3-4 metrik ton per ha. Selain itu, usia tanaman kopi di Indonesia umumnya telah menjelang ambang batas produksi.
Dengan begitu, Pranoto berharap petani kopi di sejumlah sentra produksi perlu meremajakan perkebunan. Peremajaan kebun kopi akan turut menentukan peningkatan kualitas.
Hingga kini, ujar Pranoto, kualitas kopi Indonesia tergolong unggul sehingga dihargai lebih tinggi di pasar ekspor. "Harga kopi Indonesia 50% lebih mahal dibandingkan dengan kopi Brazil," tuturnya.
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, RABU, 23 MEI 2012