Gapki Minta Pemerintah Kerek Konsumsi Biofuel
09 Desember 2012
Admin Website
Artikel
3794
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia
(Gapki) meminta pemerintah meningkatkan konsumsi biofuel dari minyak
sawit untuk menahan penurunan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
"Peningkatan konsumsi biofuel bisa menaikkan harga jual CPO di pasar internasional. Karenanya, diperlukan dukungan pemerintah dan pelaku usaha kelapa sawit nasional," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan di Jakarta, Rabu (5/12).
Harga CPO pada bulan ini, menurut dia, sekitar US$800 per metrik ton atau turun dari bulan lalu yang sebesar US$825 per metrik ton.
"Kami memperkirakan harga CPO di pasar internasional akan bertahan setidaknya hingga awal 2013. Jika pemanfaatan biofuel untuk pasar domestik tinggi, harga CPO bisa stabil," katanya.
Subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah, lanjut Fadhil, menyebabkan pemanfaatan biofuel semakin rendah.
Fadhil menyatakan, potensi bahan bakar nabati di Indonesia masih sangat tinggi. Dengan kapasitas terpasang yang mencapai 4,5 juta kiloliter berarti dapat memasok 12 persen kebutuhan dalam negeri.
SUMBER : MEDIA INDONESIA, KAMIS, 6 DESEMBER 2012
"Peningkatan konsumsi biofuel bisa menaikkan harga jual CPO di pasar internasional. Karenanya, diperlukan dukungan pemerintah dan pelaku usaha kelapa sawit nasional," kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan di Jakarta, Rabu (5/12).
Harga CPO pada bulan ini, menurut dia, sekitar US$800 per metrik ton atau turun dari bulan lalu yang sebesar US$825 per metrik ton.
"Kami memperkirakan harga CPO di pasar internasional akan bertahan setidaknya hingga awal 2013. Jika pemanfaatan biofuel untuk pasar domestik tinggi, harga CPO bisa stabil," katanya.
Subsidi bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah, lanjut Fadhil, menyebabkan pemanfaatan biofuel semakin rendah.
Fadhil menyatakan, potensi bahan bakar nabati di Indonesia masih sangat tinggi. Dengan kapasitas terpasang yang mencapai 4,5 juta kiloliter berarti dapat memasok 12 persen kebutuhan dalam negeri.
SUMBER : MEDIA INDONESIA, KAMIS, 6 DESEMBER 2012