Karangan Kembangkan Tanaman Karet
SANGATTA. Camat Karangan, Suwandi menyebutkan sejumlah
petani didaerahnya kini tidak lagi hanya bergantung pada perkebunan kelapa
sawit dan kakao. Namun, beberapa diantaranya sudah melirik potensi perkebunan
karet sebagai pendorong perekonomian keluarga.
Disebutkan, dalam dua tahun belakangan pengembangan tanaman tersebut sudah
mulai dilaksanakan dengan memanfaatkan bibit pohon karet yang sebelumnya
dibagikan Dinas Perkebunan Kutim.
"Kelompok tani di wilayah ini sejak 2009 lalu sudah memanfaatkan bibit
karet bantuan Pemkab. Bantuan itu tersebar di areal lahan seluas 10.000
hektar," ungkap Suwandi.
Pada awalnya warga Karangan selama bertahun - tahun lebih suka membudidayakan
tanaman kakao. Namun karena berbagai masalah, seperti hama dan cuaca membuat
masyarakat beralih mengembangkan komoditas tanaman lain. Terlebih semenjak
hasil di perkebunan kelapa sawit dan karet yang secara keseluruhan mampu
meningkatkan perekonomian perekonomian masyarakat di beberapa wilayah lain.
Dengan alasan tersebut maka sebagian warga tidak ragu lagi mengembangkan
tanaman karet.
Suwandi menyebutkan, tanaman karet merupakan tanaman yang dapat tumbuh sampai
umur 30 tahun. Ketinggian tanaman itu
sendiri diperkirakan dapat mencapai 15 sampai 20 meter. Untuk
pengembangannya pun dirasa mudah, karena bisa dikembangkan disegala tempat atau
lahan, meskipun sangat cocok untuk daerah dataran tinggi. Tanaman karet
diperkirakan baru dapat menghasilkan setelah lima tahun keatas. Secara ekonomis
tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.
"Jadi sekarang petani karet tinggal menunggu 3 tahun kedepan, dan setelah
itu langsung dapat menikmati hasil dari getah karet. Karena nilai jual
komoditas ini dipasaran terbilang cukup tinggi," sebutnya.
Saat ini sudah banyak perusahaan - perusahaan yang berminat melakukan investasi
di bidang perkebunan karet dengan melakukan sistem saling menguntungkan dengan
masyarakat setempat. Sementara masyarakat sendiri terus melakukan perluasan
lahan untuk perkebunan karet dengan mendatangkan bibit karet unggul dari daerah
Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Beberapa perusahaan besar, melalui dana CSR (Coorporate Sosial
Responsibility, Red) sudah mulai memberikan bantuan kepada masyarakat untuk
pengembangan komoditas ini. Khususnya di sekitar wilayah Desa Batu Lepok,"
pungkas Camat Suwandi.
DIKUTIP DARI KALTIM POST,RABU, 7 MARET 2012