(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tidak Akan Ditanami Sawit

31 Juli 2023 PPID Berita Daerah 2334
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi Tidak Akan Ditanami Sawit

JAKARTA. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi keynote speaker dalam ajang Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di Grand Ballroom JIEXPO Convention Centre and Theatre, Jakarta, Kamis (27/7/2023) siang.

Pada diskusi ini, Sekda Sri Wahyuni mengangkat topik “Empowering East Kalimantan : Building a Smart, Green, and Sustainable East Kalimantan Province for IKN’s Future”.

Dalam kaitan lingkungan dan pemanfaatan teknologi informasi dan transformasi digital, Sekda Sri Wahyuni menjelaskan bahwa Provinsi Kalimantan Timur saat ini sudah menggunakan teknologi informasi, khususnya untuk penetapan peta indikatif.

“Smart empowerment-nya, kita benar-benar memproteksi lingkungan. Bentuk proteksi digitalnya kita menggunakan peta indikatif. Peta indikatif itu kita pakai drone, kemudian dari drone kita potret peta buminya,” beber Sekda Sri Wahyuni di depan ratusan peserta diskusi.

Dari potret itu terlihat jelas lahan yang masih memiliki nilai konservasi tinggi atau menyimpan high carbon value. Titik lokasi lahan-lahan bernilai konservasi tinggi itu pun akan sangat jelas terlihat dengan teknologi digital ini.

Digitalisasi ini sangat membantu memetakan kawasan-kawasan perkebunan sawit yang harus tetap dilindungi dan tidak boleh ditanami. Tentu saja, komitmen ini sudah mendapat dukungan dari para pemilik perkebunan untuk tidak mengutak-atik lahan yang tercatat dan terdata memiliki nilai konservasi tinggi.

“Semua itu sudah dipetakan. Di Kaltim terdapat 602.000 hektare lahan dengan nilai konservasi tinggi. Lahan itu tidak akan ditanami sawit, karena memiliki nilai karbon tinggi. Itu juga sudah menjadi komitmen perusahaan,” tegas Sekda Sri Wahyuni.

Peta indikatif ini akan selalu dimonitor dengan sistem digitalisasi. Sebab lokasi lahan, luas hingga peta koordinat lahan itu semua sudah terdata dalam peta indikatif menggunakan digitalisasi dan teknologi informasi.

“Jadi semua kelihatan, ditanami atau tidak,” sambungnya.

Sekda juga mengungkapkan selama tiga tahun terakhir ini Kaltim terbebas dari bencana kebakaran. Baik hutan maupun lahan-lahan bernilai konservasi tinggi tetap terjaga dengan baik. Sukses Kaltim mencegah kebakaran juga berkat peran banyak pihak termasuk masyarakat adat, kelompok masyarakat peduli api, dan lainnya.

Ditambahkan, masyarakat yang biasanya merambah hutan secara liar, sekarang mereka diberikan lahan di sekitar kawasan hutan. Mereka juga diberikan bantuan bibit agar tidak merambah dan justru menjadi lebih produktif. “Mereka punya lahan dan punya tanaman menghasilkan, maka mereka akan jaga hutan,” beber Sekda lagi.

Masyarakat sekitar hutan pun telah dibekali pengetahuan mencegah dan menangani kebakaran lahan.

“Yang jelas, ini melibatkan sinergi yang luas. Termasuk dukungan aparat dan kebijakan presiden yang akan mencopot Kapolda jika terjadi kebakaran hutan di satu daerah. Jadi sinerginya ini luar biasa,” tambahnya.

“Jadi, pembangunan hijau berkelanjutan di Kaltim ini, bukan hanya kontribusi untuk IKN, tetapi juga untuk dunia. Karena kita konsisten untuk terus menjaga paru-paru dunia,” tutup mantan kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu. (sul/ky/adpimprov kaltim)

SUMBER : SEKRETARIAT

Artikel Terkait