Pabrik CPO Hadir, Kebun Plasma Ikut Bergairah
09 Mei 2017
Admin Website
Berita Daerah
4151
MALOY. Pembangunan pabrik crude palm oil (CPO)
dan turunannya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy membuka harapan
besar bagi pelaku usaha di subsektor perkebunan.
Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar mengakui pemerintah daerah melalui Perusda Agratama Bangkit Sangsaka telah menghimpun kebun plasma kelapa sawit hampir 7.000 hektar.
Khusus lahan plasma yang sudah terhimpun ribuan hakter itu baru di kawasan Kecamatan Rantau Pulung. Padahal lanjutnya, masih banyak produksi sawit dari lahan-lahan plasma yang meminta dihimpun dan difasilitasi agar diolah di pabrik-pabrik CPO.
Misalnya, kebun sawit plasma di kawasan Kaliorang, Maloy, Sangkulirang maupun Bengalon termasuk kecamatan-kecamatan lainnya di Kutim.
"Kami sangat berterimakasih atas dibangunnya pabrik CPO dan turunannya di KEK ini, sebab memberikan harapan besar bagi pekebun kita. Karena hasil produksinya akan terserap dan diolah di sini," katanya pada groundbreaking pabrik CPO di KEK Maloy, Jumat (5/5).
Menurut Ismunandar, Kutai Timur banyak memiliki kawasan perkebunan sawit rakyat (plasma) bahkan luasan lahan mencapai puluhan ribu hektar yang sudah berproduksi.
Kebun-kebun plasma itu tersebar di berbagai kecamatan dan memerlukan dukungan perusahaan untuk membeli, sekaligus pabrik guna mengolah kelapa sawit tersebut.
Namun kendala yang dihadapi pekebun plasma hingga saat ini, ujar Ismunandar belum ada pabrik yang siap untuk mengolah kelapa sawit pekebun.
"Bahan baku sudah ada dan petaninya sudah berhimpun. Lahan-lahan mereka sudah berproduksi. Nah kalau kapasitas produksi pabrik 60 ton per jam bisa kurang," jelasnya.
Ismunandar berharap pabrik CPO dan turunannya ini segera terbangun, sehingga keinginan petani plasma cepat terealisasi. Selain itu, produksi sawit Kaltim tentu akan bernilai tambah dan berdaya saing karena diolah menjadi berbagai produk (downstream) selain CPO.
Untuk saat ini, lahan plasma atau kebun sawit rakyat di Kutai Timur seluas 77.005 ha dengan 22.781 tenaga kerja pekebun (KK). (yans/sul/es/humasprov)
SUMBER : BIRO HUMAS
Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar mengakui pemerintah daerah melalui Perusda Agratama Bangkit Sangsaka telah menghimpun kebun plasma kelapa sawit hampir 7.000 hektar.
Khusus lahan plasma yang sudah terhimpun ribuan hakter itu baru di kawasan Kecamatan Rantau Pulung. Padahal lanjutnya, masih banyak produksi sawit dari lahan-lahan plasma yang meminta dihimpun dan difasilitasi agar diolah di pabrik-pabrik CPO.
Misalnya, kebun sawit plasma di kawasan Kaliorang, Maloy, Sangkulirang maupun Bengalon termasuk kecamatan-kecamatan lainnya di Kutim.
"Kami sangat berterimakasih atas dibangunnya pabrik CPO dan turunannya di KEK ini, sebab memberikan harapan besar bagi pekebun kita. Karena hasil produksinya akan terserap dan diolah di sini," katanya pada groundbreaking pabrik CPO di KEK Maloy, Jumat (5/5).
Menurut Ismunandar, Kutai Timur banyak memiliki kawasan perkebunan sawit rakyat (plasma) bahkan luasan lahan mencapai puluhan ribu hektar yang sudah berproduksi.
Kebun-kebun plasma itu tersebar di berbagai kecamatan dan memerlukan dukungan perusahaan untuk membeli, sekaligus pabrik guna mengolah kelapa sawit tersebut.
Namun kendala yang dihadapi pekebun plasma hingga saat ini, ujar Ismunandar belum ada pabrik yang siap untuk mengolah kelapa sawit pekebun.
"Bahan baku sudah ada dan petaninya sudah berhimpun. Lahan-lahan mereka sudah berproduksi. Nah kalau kapasitas produksi pabrik 60 ton per jam bisa kurang," jelasnya.
Ismunandar berharap pabrik CPO dan turunannya ini segera terbangun, sehingga keinginan petani plasma cepat terealisasi. Selain itu, produksi sawit Kaltim tentu akan bernilai tambah dan berdaya saing karena diolah menjadi berbagai produk (downstream) selain CPO.
Untuk saat ini, lahan plasma atau kebun sawit rakyat di Kutai Timur seluas 77.005 ha dengan 22.781 tenaga kerja pekebun (KK). (yans/sul/es/humasprov)
SUMBER : BIRO HUMAS