Peluang Agribisnis Kelapa Sawit Masih Besar
22 Desember 2014
Admin Website
Berita Daerah
11203
BALIKPAPAN. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) Kaltim Azmal Ridwan menyatakan, prospek sektor
perkebunan kelapa sawit di Kaltim masih sangat terbuka.
"Terkait sawit, banyak pengamat mengatakan, Sumatera Utara adalah masa lalu, Jambi, Riau dan Sumatera Barat dan Selatan masa lalu. Bicara prospek perkebunan sawit hari ini dan masa datang, maka jawabannya adalah Kaltim," kata Azmal pada Workshop bertema Prospek dan Tantangan Agribinis Kelapa Sawit, yang dihelat di Hotel Jatra Balikpapan, Sabtu (20/12).
Azmal mengatakan, sektor perkebunan kelapa sawit tercatat menjadi salah satu pilar ekonomi nasional. Saat krisis moneter hingga krisis ekonomi global melanda dunia termasuk Indonesia, sektor perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu sektor usaha yang mampu bertahan hingga kini. Suistainability-nya juga tidak perlu diragukan, mulai 1911 sejak dimulainya usaha perkebunan sawit di Sumatera Utara, terbukti masih bertahan.
"Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Jika rata-rata satu keluarga punya anggota keluarga satu istri dan dua anak, maka tidak kurang 16 juta jiwa yang menggantungkan kehidupan pada bisnis kelapa sawit ini," ujarnya.
Guna keberlangsungan usaha di sektor perkebunan kelapa sawit, Azmal berharap pemerintah dapat memberi perhatian terutama terkait regulasi sektor sawit yang sering berubah. Demikian pula terkait proses perizinan dan biayanya.
"Terkadang ada ketidaksinkronan kebijakan antarinstansi terkait dan itu menyulitkan kami," keluhnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim H Mukmin Faisyal yang hadir dalam workshop HUT Dinas Perkebunan Kaltim ke-57 itu, mengatakan, prospek usaha dan tantangan di era pemerintah baru tentu ada. GAPKI perlu mencermati dan melakukan langkah-langkah antisipasi agar usaha terus berjalan berkesinambungan, menguntungkan pengusaha tetapi juga memberi dampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
"Prospek dan potensi agribisnis sawit masih sangat baik, terlebih jika ditinjau dari sisi pengembangan produk," kata Mukmin.
GAPKI menurutnya, harus tetap optimis, sebab pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, peningkatan produktifitas serta semakin berkembangnya industri hilir.
"Kita juga mulai mempersiapkan kawasan ekonomi khusus di Maloy, Kutai Timur yang meliputi tiga zona, yaitu areal pelabuhan, areal komersil, areal industri dan perkantoran," ujar Mukmin.
Pemprov Kaltim dalam pengembangan ke depan akan terus berusaha menumbuhkembangkan usaha perkebunan kelapa sawit dengan sasaran memacu aktivitas ekonomi di pedesaan, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Karena itu upaya pengembangan industri pengolahan CPO dan produk turunannya harus kita dorong, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah," ujar Wagub.
Hal itu penting, karena tantangan ke depan sangat berat menyusul diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, yang menuntut semua pelaku usaha lebih professional dan mempunyai daya saiang yang kuat di pasar global. (gie/sul/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Terkait sawit, banyak pengamat mengatakan, Sumatera Utara adalah masa lalu, Jambi, Riau dan Sumatera Barat dan Selatan masa lalu. Bicara prospek perkebunan sawit hari ini dan masa datang, maka jawabannya adalah Kaltim," kata Azmal pada Workshop bertema Prospek dan Tantangan Agribinis Kelapa Sawit, yang dihelat di Hotel Jatra Balikpapan, Sabtu (20/12).
Azmal mengatakan, sektor perkebunan kelapa sawit tercatat menjadi salah satu pilar ekonomi nasional. Saat krisis moneter hingga krisis ekonomi global melanda dunia termasuk Indonesia, sektor perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu sektor usaha yang mampu bertahan hingga kini. Suistainability-nya juga tidak perlu diragukan, mulai 1911 sejak dimulainya usaha perkebunan sawit di Sumatera Utara, terbukti masih bertahan.
"Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Jika rata-rata satu keluarga punya anggota keluarga satu istri dan dua anak, maka tidak kurang 16 juta jiwa yang menggantungkan kehidupan pada bisnis kelapa sawit ini," ujarnya.
Guna keberlangsungan usaha di sektor perkebunan kelapa sawit, Azmal berharap pemerintah dapat memberi perhatian terutama terkait regulasi sektor sawit yang sering berubah. Demikian pula terkait proses perizinan dan biayanya.
"Terkadang ada ketidaksinkronan kebijakan antarinstansi terkait dan itu menyulitkan kami," keluhnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim H Mukmin Faisyal yang hadir dalam workshop HUT Dinas Perkebunan Kaltim ke-57 itu, mengatakan, prospek usaha dan tantangan di era pemerintah baru tentu ada. GAPKI perlu mencermati dan melakukan langkah-langkah antisipasi agar usaha terus berjalan berkesinambungan, menguntungkan pengusaha tetapi juga memberi dampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
"Prospek dan potensi agribisnis sawit masih sangat baik, terlebih jika ditinjau dari sisi pengembangan produk," kata Mukmin.
GAPKI menurutnya, harus tetap optimis, sebab pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, peningkatan produktifitas serta semakin berkembangnya industri hilir.
"Kita juga mulai mempersiapkan kawasan ekonomi khusus di Maloy, Kutai Timur yang meliputi tiga zona, yaitu areal pelabuhan, areal komersil, areal industri dan perkantoran," ujar Mukmin.
Pemprov Kaltim dalam pengembangan ke depan akan terus berusaha menumbuhkembangkan usaha perkebunan kelapa sawit dengan sasaran memacu aktivitas ekonomi di pedesaan, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Karena itu upaya pengembangan industri pengolahan CPO dan produk turunannya harus kita dorong, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah," ujar Wagub.
Hal itu penting, karena tantangan ke depan sangat berat menyusul diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, yang menuntut semua pelaku usaha lebih professional dan mempunyai daya saiang yang kuat di pasar global. (gie/sul/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM