Penerimaan Bea Keluar Tahun Depan Rp 31,7 Triliun
20 September 2012
Admin Website
Artikel
3647
JAKARTA. Perlambatan ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut
sampai tahun depan. Hanya saja, pada tahun depan harga komoditas
diperkirakan akan mengalami peningkatan karena permintaan global yang
mulai pulih. Alhasil, dalam RAPBN 2013 pemerintah mematok target
penerimaan bea keluar sebesar Rp 31,7 triliun. Penerimaan bea keluar ini
banyak dikontribusikan oleh kenaikan penerimaan bea keluar dari CPO.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono mengungkapkan target penerimaan bea cukai dalam RAPBN 2013 sebesar Rp 147,2 triliun. Rinciannya, penerimaan cukai sebesar Rp 89 triliun, penerimaan bea masuk sebesar Rp 26,5 triliun dan penerimaan bea keluar Rp 31,7 triliun.
Untuk penerimaan bea keluar, Agung mengatakan salah satunya berasal dari kenaikan ekspor minyak sawit mentah alias CPO. "Ekspor CPO dan turunannya pada tahun 2013 diperkirakan meningkat sekitar 10%-12% dari tahun 2012," ujarnya Selasa (18/9).
Menurutnya, kenaikan ekspor ini disebabkan karena kenaikan harga. Sedangkan volumenya relatif stabil. Meski diperkirakan ada kenaikan ekspor, tapi pada tahun 2013 rata-rata tarif BK CPO pada tahun 2013 justru turun menjadi 15%. Padahal, pada tahun 2012, rata-rata tarif BK CPO sebesar 16,5%.
Agung bilang, saat ini mulai ada fenomena baru, di mana ekspor CPO sudah mulai beralih dari ekspor CPO mentah ke ekspor produk turunannya. Nah, "Bea keluar untuk produk turunan CPO ini lebih rendah," katanya.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 18 SEPTEMBER 2012
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono mengungkapkan target penerimaan bea cukai dalam RAPBN 2013 sebesar Rp 147,2 triliun. Rinciannya, penerimaan cukai sebesar Rp 89 triliun, penerimaan bea masuk sebesar Rp 26,5 triliun dan penerimaan bea keluar Rp 31,7 triliun.
Untuk penerimaan bea keluar, Agung mengatakan salah satunya berasal dari kenaikan ekspor minyak sawit mentah alias CPO. "Ekspor CPO dan turunannya pada tahun 2013 diperkirakan meningkat sekitar 10%-12% dari tahun 2012," ujarnya Selasa (18/9).
Menurutnya, kenaikan ekspor ini disebabkan karena kenaikan harga. Sedangkan volumenya relatif stabil. Meski diperkirakan ada kenaikan ekspor, tapi pada tahun 2013 rata-rata tarif BK CPO pada tahun 2013 justru turun menjadi 15%. Padahal, pada tahun 2012, rata-rata tarif BK CPO sebesar 16,5%.
Agung bilang, saat ini mulai ada fenomena baru, di mana ekspor CPO sudah mulai beralih dari ekspor CPO mentah ke ekspor produk turunannya. Nah, "Bea keluar untuk produk turunan CPO ini lebih rendah," katanya.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 18 SEPTEMBER 2012