Pengembangan Komoditi Disesuaikan Potensi Daerah
21 Januari 2010
Admin Website
Artikel
7709
#img1# Silakan masyarakat mengembangkan komoditas selain kelapa sawit. Sebab, di seluruh Kutim ini memiliki keunggulan komparatif masing-masing di desa dan kecamatan. Seperti kakao (cokelat), karet, kenaf dan sebagainya," kata Isran. Bahkan di Kecamatan Kaliorang yang memiliki potensi lahan pertanian padi sawah dapat terus dikembangkan dengan baik. Tidak tertutup kemungkinan, padi di kecamatan ini justru membantu Kutim berswasembada beras di masa mendatang.
Ratusan hektare lahan potensi sawah menjadi perhatian serius Pemkab Kutim untuk dikembangkan dengan baik. Orang nomor satu di Kutim itu juga memuji masyarakat petani yang telah mengembangkan tanaman padi di daerah tersebut. Jika di kecamatan lain memiliki potensi yang sama, bisa dikembangkan juga. Yang jelas, pemerintah hanya sebagai motivator bagi petani agar maju dan berkembang lebih baik lagi, kalau masyarakat ingin mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan.
"Sepanjang komoditas itu menguntungkan masyarakat dan bisa meningkatkan kesejahteraan warga, kenapa tidak? Harus disesuaikan dengan potensi lahan yang dimiliki masing-masing desa dan kecamatan. Sebab, setiap daerah memiliki potensi sendiri dan keunggulan komparatif yang berbeda," ujar Isran.
Sebagai gambaran, potensi tanaman padi sawah di Kutim cukup besar di sejumlah daerah. Baik di Teluk Pandan, Muara Wahau, Sangkulirang, Kaliorang Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagainya.
Bahkan mantan Menteri pertanian Bungaran Saragih pernah mengatakan, potensi tanaman padi ini harus terus dikembangkan ke depan. Jika perkebunan kelapa sawit berkembang, tentunya tanaman pangan juga sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan masyarakat sekitarnya.
Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sangat bangga dengan kebersamaan yang ditunjukkan masyarakat Kaliorang. Dengan kebersamaan, berbagai kesulitan bakal teratasi dengan baik. Tentunya kerja keras ini juga dibarengi dengan kerja cerdas. Hingga saat ini tanaman komoditas perkebunan selain sawit di Kutim juga cukup menggembirakan. Lahan tanaman kakao mencapai 12.815 hektare dengan produksi 3.499 ton, karet 657 hektare dengan produksi 25 ton.
Sedangkan komoditas lainnya 8.279 hektare, antara lain kelapa dalam,kopi, panili dan aren. "Kita akan terus mengembangkan komoditi yang berpotensi di masyarakat. Kita hanya mendorong warga melakukan penanaman," tambah Kadis Perkebunan Kutim Akhmadi Baharudin.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 20 JANUARI 2010