Rupiah Anjlok, Petani Karet Diuntungkan
11 September 2013
Admin Website
Berita Daerah
4466
SENDAWAR. Nilai kurs rupiah yang anjlok terhadap
dolar tidak selamanya merugikan. Sejumlah petani di karet Kutai Barat
justru merasa untung. Sebab, harga jual getah karet melambung menjadi Rp
8 ribu per kilogram dari yang sebelumnya Rp 6 ribu per kilogram.
Namun yang disayangkan kenaikan harga getah karet sejak, Minggu (8/9),
itu nilainya masih dikategorikan lebih murah. Padahal, jika dijual
melalui sistem pengelolaan karet sit yang diasap (ribbed smoked sit) harganya bisa dua atau tiga kali lipat.
"Memang sebaiknya petani menjual getah karet yang diolah menjadi
kering. Harganya akan lebih mahal dan angkutan dari Kubar ke pabrik di
Mojokerto dan Banjarmasin lebih mudah. Tapi petani Kubar lebih memilih
menjual getah karet basah," ungkap Ketua Asosiasi Pengumpul Getah Karet
Kubar Rinatang kepada harian ini, kemarin.
Ia mengakui, jika melalui proses menjadi ribbed smoked sit maka
akan memakan waktu lama. Di samping itu yang menjadi kekhawatiran
petani, apabila sudah memakan biaya dan waktu menjadi karet ribbed smoked sit lantas harganya turun. "Inilah yang ditakutkan petani. Sehingga banyak petani yang segera menjual karet basah," terangnya.
Buktinya, jika harga karet naik seperti saat ini penjual getah karet
basah meningkat. Dalam sepekan, ungkap Rinatang, pihaknya menerima
penjualan karet petani menjadi 56 ton yang dikirim ke pabrik. "Jika
harga karet turun, petani enggan menjual getah karetnya. Alasannya akan
merugi," ungkap dia.
Untuk diketahui, Kubar memiliki 16 kecamatan penghasil getah karet
terbesar yakni di Kecamatan Barong Tongkok, Linggang Bigung, Melak,
Sekolaq Darat, dan kecamatan sekitarnya.
Sementara itu, soal petani yang lebih memilih menjual karet basah
dibenarkan Yohanes, petani karet di Kecamatan Barong Tongkok. "Kami
lebih memilih menjual karet basah karena lebih cepat mendapatkan uang
dan mudah kerjanya," kata dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 9 SEPTEMBER 2013
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 9 SEPTEMBER 2013