Saga Perlu Lahan 20 Ribu Ha
20 Februari 2011
Admin Website
Artikel
3904
SANGATTA - Juru bicara PT Saga Imam Supeno mengatakan,
pihaknya berencana berinvestasi di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim)
apabila mendapat izin lahan dari pemerintah seluas 20 ribu hektare.
Lahan seluas 20 ribu hektare tersebut bakal digarap untuk pengembangan
tanaman karet.
Bahkan wujud keseriusan PT Saga mengembangkan tanaman karet di wilayah Kutim, kata Imam Supeno, pihaknya berjanji akan membangun pabrik karet di atas lokasi seluas 5 hektare berkapasitas 6 ton per jam. Lokasi rencana pembangunan pabrik harus dekat dengan sumber air, tidak rawan banjir, dan sebagainya.
Bila kebutuhan lahan investasi perkebunan karet dapat diperoleh PT Saga di Kutim, maka pengembangan tanaman karet terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan karet dunia. Karet merupakan komoditi yang cocok dikembangkan di Kutim.
“Di Kalbar (Kalimatan Barat, Red.) sana sedang dikembangkan tanaman karet. Pertumbuhan karet itu cukup subur dan menggembirakan,” katanya.
Kesungguhan untuk mengembangkan tanaman karet di Kutim, PT Saga menyikapi isu global yang menyebutkan tanaman monokultur tidak cocok dikembangkan kawasan tropis. Di Kutim ini sedang marak dikembangkan tanaman kelapa sawit oleh beberapa perusahaan.
“Nah, alangkah bagusnya, kalau di Kutim tidak hanya kelapa sawit dikembangkan, tapi tanaman lain seperti karet penting untuk tanam,” tukas Iman Supeno ketika presentasi di lantai 2 ruang Tempudau Sekretariat Kabupaten Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi yang didengar para pejabat teras Pemkab Kutim, Kamis (17/2) lalu.
Menyikapi niat baik manajemen PT Saga untuk menanamkan modalnya di Kutim, Asisten Administrasi Sekkab Edward Azran menyebutkan luas daerah ini (Kutim) 17 persen dari luasan Kaltim. “Lahan potensial untuk pengembangan komoditi tertentu. Saya kira masih ada. Lahan di sini masih luas. Tinggal bagaimana menata tata ruang lahan yang lebih efektif,” jelasnya.
Sehubungan dengan niat PT Saga untuk mengembangkan tanaman karet di daerah yang baru beranjak 11 tahun, Edward berharap, para investor mestinya lebih banyak mengadakan silaturahmi dengan pemerintah kabupaten. Sering-sering datang ke sini untuk silaturahmi. Perlu juga silaturahmi dengan bupati atau wakil bupati.
“Mengenai luasan lahan yang diperlukan PT Saga, tidak masalah,” kata Edward lagi.
Kehadiran investor PT Saga di Kutim, tentunya memerlukan tenaga kerja ribuan orang. Tenaga kerja lokal direkrut perusahaan sesuai kompetensi yang dimiliki. Itu penting dilakukan tiap perusahaan agar tenaga kerja lokal merasa diperhatikan dan punya rasa memiliki.
Kalau masih ada tenaga kerja lokal yang masih belum mendapat pekerjaan, tidak perlu perusahaan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, kalau spesifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sama saja dengan kemampuan orang lokal.
Bahkan wujud keseriusan PT Saga mengembangkan tanaman karet di wilayah Kutim, kata Imam Supeno, pihaknya berjanji akan membangun pabrik karet di atas lokasi seluas 5 hektare berkapasitas 6 ton per jam. Lokasi rencana pembangunan pabrik harus dekat dengan sumber air, tidak rawan banjir, dan sebagainya.
Bila kebutuhan lahan investasi perkebunan karet dapat diperoleh PT Saga di Kutim, maka pengembangan tanaman karet terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan karet dunia. Karet merupakan komoditi yang cocok dikembangkan di Kutim.
“Di Kalbar (Kalimatan Barat, Red.) sana sedang dikembangkan tanaman karet. Pertumbuhan karet itu cukup subur dan menggembirakan,” katanya.
Kesungguhan untuk mengembangkan tanaman karet di Kutim, PT Saga menyikapi isu global yang menyebutkan tanaman monokultur tidak cocok dikembangkan kawasan tropis. Di Kutim ini sedang marak dikembangkan tanaman kelapa sawit oleh beberapa perusahaan.
“Nah, alangkah bagusnya, kalau di Kutim tidak hanya kelapa sawit dikembangkan, tapi tanaman lain seperti karet penting untuk tanam,” tukas Iman Supeno ketika presentasi di lantai 2 ruang Tempudau Sekretariat Kabupaten Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi yang didengar para pejabat teras Pemkab Kutim, Kamis (17/2) lalu.
Menyikapi niat baik manajemen PT Saga untuk menanamkan modalnya di Kutim, Asisten Administrasi Sekkab Edward Azran menyebutkan luas daerah ini (Kutim) 17 persen dari luasan Kaltim. “Lahan potensial untuk pengembangan komoditi tertentu. Saya kira masih ada. Lahan di sini masih luas. Tinggal bagaimana menata tata ruang lahan yang lebih efektif,” jelasnya.
Sehubungan dengan niat PT Saga untuk mengembangkan tanaman karet di daerah yang baru beranjak 11 tahun, Edward berharap, para investor mestinya lebih banyak mengadakan silaturahmi dengan pemerintah kabupaten. Sering-sering datang ke sini untuk silaturahmi. Perlu juga silaturahmi dengan bupati atau wakil bupati.
“Mengenai luasan lahan yang diperlukan PT Saga, tidak masalah,” kata Edward lagi.
Kehadiran investor PT Saga di Kutim, tentunya memerlukan tenaga kerja ribuan orang. Tenaga kerja lokal direkrut perusahaan sesuai kompetensi yang dimiliki. Itu penting dilakukan tiap perusahaan agar tenaga kerja lokal merasa diperhatikan dan punya rasa memiliki.
Kalau masih ada tenaga kerja lokal yang masih belum mendapat pekerjaan, tidak perlu perusahaan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, kalau spesifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sama saja dengan kemampuan orang lokal.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 20 PEBRUARI 2011