"Silakan Lihat Sendiri. Semua Itu Hasil Sawit"
06 Maret 2008
Admin Website
Artikel
4389
"Kutai Timur sudah membuktikan bahwa revitalisasi pertanian bukan omong kosong. Buktinya, hari ini (Senin (3/3), kita melakukan penanaman perdana kelapa sawit. Sekarang ini, 18 kecamatan di Kutai Timur semuanya ada perkebunan," kata Awang Faroek.
Bahkan, orang nomor satu di Kutim ini mencontohkan Kecamatan Kongbeng dan Muara Wahau, masyarakat sudah menikmati hasil perkebunan kelapa sawit.
"Bapak-ibu boleh datang dan melihat sendiri bagaimana masyarakat Kecamatan Kongbeng dan Muara Wahau sekarang ini. Kehidupannya sudah mulai membaik. Bayangkan saja, uang beredar di sana sekitar Rp 8 miliar per bulan. Dan tabungan masyarakatnya saja saya dapat informasi mencapai Rp 1,7 miliar. Itu semua dari mana? Tentu hasil dari kebun kelapa sawit," paparnya.
Cagub terkuat pada Pilkada Kaltim ini mengatakan, jika kelak dipercaya oleh masyarakat Kaltim untuk memimpin, ia akan mencanangkan program perkebunan kelapa sawit 1,5 juta hektare.
"Saya yakin, ini semua dapat diwujudkan, apalagi semua elemen masyarakat maupun stakeholder di Kaltim mendukung dan bersatu. Percayalah, hanya melalui pertanian kita bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita targetkan yang 500 ribu hektare ada di Kutai Timur," katanya.
Awang menyebutkan, kalau ingin program pertanian berhasil, maka keberpihakan kepala daerah kepada petani harus jelas.
"Banyak orang bicara revitalisasi pertanian. Tapi, hanya omong kosong, karena dia ingin jadi kepala daerah, anggota DPRD. Yang menjadi bukti bahwa keberpihakan kepada petani bisa dilihat dari APBD-nya. Berapa alokasi untuk pertanian," beber Awang Faroek.
Provinsi Kaltim saja, yang memiliki APBD triliunan, hanya mengalokasikan untuk anggaran pertanian 5-6 persen saja.
"Ini sangat menyedihkan. Kita (Kutim) sudah bisa mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen, sudah tentu sektor lain juga bisa. Untuk tahun 2008 ini, kita alokasikan untuk pertanian sebesar 15 persen dari APBD," ungkapnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 6 MARET 2008