Suswono: RI Negara Produsen Sawit Terbesar Tapi Banyak Dapat Serangan Negatif
24 September 2013
Admin Website
Berita Nasional
4526
JAKARTA. Produk minyak sawit Indonesia kerap dapat
kampanye hitam dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO di dunia
internasional. Salah satunya, soal anggapan perkebunan sawit memiskinkan
petani, namun ini dibantah oleh Menteri Pertanian (Mentan) Suswono.
"Indonesia adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia, namun saat ini Indonesia banyak mendapat serangan negatif dari para LSM-LSM di banyak negara," ujar Mentan Suswono dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono di acara Seminar Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia 2013, di Hotel Gran Melia, Selasa (24/9/2013).
Menurut Suswono, para LSM menuding perkebunan sawit dan minyak kelapa sawit Indonesia banyak membunuh satwa langka, memiskinkan petani, mengeluarkan polusi udara terutama efek rumah kaca.
Suswono menambahkan akibat kampanye negatif para LSM tersebut membuat beberapa negara khususnya di Eropa mengurangi impor minyak sawit dari Indonesia.
"Walau mempengaruhi Eropa untuk mengurangi impornya akibat kampanye tersebut, tetapi China dan India yang selama ini impor terbesar sawit dari Indonesia tidak mengurangi, karena memahami Indonesia terus memperbaiki perkebunan sawit yang berkelanjutan," katanya.
Saat ini, Indonesia memiliki pedoman perkebunan sawit berkelanjutan dengan menerbitkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Dengan ISPO tersebut diharapkan kualitas perkebunan dan produksi Palm Oil. Saat ini produksi minyak sawit Indonesia masih 1 juta ton, tapi ke depan dengan produksi berkelanjutan ini produksi dapat ditingkatkan menjadi 3 juta ton," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 24 SEPTEMBER 2013
"Indonesia adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia, namun saat ini Indonesia banyak mendapat serangan negatif dari para LSM-LSM di banyak negara," ujar Mentan Suswono dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono di acara Seminar Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia 2013, di Hotel Gran Melia, Selasa (24/9/2013).
Menurut Suswono, para LSM menuding perkebunan sawit dan minyak kelapa sawit Indonesia banyak membunuh satwa langka, memiskinkan petani, mengeluarkan polusi udara terutama efek rumah kaca.
Suswono menambahkan akibat kampanye negatif para LSM tersebut membuat beberapa negara khususnya di Eropa mengurangi impor minyak sawit dari Indonesia.
"Walau mempengaruhi Eropa untuk mengurangi impornya akibat kampanye tersebut, tetapi China dan India yang selama ini impor terbesar sawit dari Indonesia tidak mengurangi, karena memahami Indonesia terus memperbaiki perkebunan sawit yang berkelanjutan," katanya.
Saat ini, Indonesia memiliki pedoman perkebunan sawit berkelanjutan dengan menerbitkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Dengan ISPO tersebut diharapkan kualitas perkebunan dan produksi Palm Oil. Saat ini produksi minyak sawit Indonesia masih 1 juta ton, tapi ke depan dengan produksi berkelanjutan ini produksi dapat ditingkatkan menjadi 3 juta ton," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 24 SEPTEMBER 2013