Tengkulak Bisa Dilawan
15 Mei 2013
Admin Website
Berita Kedinasan
10692
SAMARINDA. Menanggapi masalah harga gula merah
kelapa di Penajam Paser Utara (PPU) yang masih dikuasai tengkulak,
pemerintah angkat bicara. Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan
(Disbun) Kaltim Sukardi mengatakan, segera memprogramkan pusat industri
kecil dan menengah (IKM), seperti permintaan para pengrajin.
Dia mengatakan, hal tersebut akan dipertimbangkan. Dalam pelaksanaannya, Disbun Kaltim rencananya akan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM. "Nantinya Disperindagkop yang mengontrol perindustrian dan pemasarannya. Kami juga akan membantu melalui Bidang Usaha dan Bidang Pengembangan," ucapnya.
Namun, Sukardi menyarankan kepada para pengrajin gula tersebut, untuk lebih menguatkan kelembagaan mereka. "Tengkulak bisa dilawan, asal pengrajin-pengrajin di sana kompak," katanya.
Selain untuk menjaga harga dengan kesepakatan bersama, kelembagaan itu juga memudahkan petani maupun pengrajin gula merah kelapa dalam menyampaikan apresiasi mereka.
Sukardi menyebut, di Kaltim, tak hanya komoditas turunan kelapa yang harganya masih banyak dikendalikan tengkulak. "Kakao juga masih banyak," katanya.
Sementara untuk komoditi unggulan seperti kelapa sawit, dia mengatakan, tengkulak sudah susah memainkan harga. "Kelapa sawit banyak yang dikelola perusahaan besar, jadi tengkulak agak susah bergerak," katanya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop dan UMKM Kaltim M Djailani mengatakan, siap menampung keluhan-keluhan para perajin gula merah kelapa tersebut. "Sebenarnya mereka bisa menyampaikan ini ke pemerintah di PPU," katanya.
Namun, Disperindagkop Kaltim, katanya, siap menampung dan merealisasikan permohonan para pengrajin gula kelapa tersebut. "Asal ada permohonan resmi. Baiknya, lewat pemerintah setempat dulu," sambungnya. Tak hanya memasarkan, Djailani menyebut pihaknya juga siap membantu dari aspek lainnya, seperti pelatihan dan permodalan.
Sebelumnya diberitakan, perajin gula merah di PPU mengaku menjadi
korban para tengkulak. Harga gula merah kelapa yang berlaku di pasar,
kata mereka, tidak memberikan cukup keuntungan. Bahkan, karena ulah
tengkulak itu, beberapa pengrajin gula bangkrut.
Pengrajin juga meminta pemerintah membentuk IKM center, untuk membantu memperkenalkan produk mereka ke pasaran. Langkah itu diharapkan dapat memperluas pangsa pasar, sehingga mereka mendapatkan harga sebagai mana mestinya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 15 MEI 2013